Wednesday, April 14, 2010

Karya Ilmiah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan besar maupun kecil dalam segala aktifitasnya diarahkan bertujuan agar kelangsungan hidup perusahaan tersebut dapat selalu berkembang, salah satu tujuannya adalah perusahaan memperoleh laba yang maksimal. Dengan laba yang diperoleh, pertumbuhan perusahaan maupun kesejahteraan para tenaga kerjanya dapat terciptakan. Untuk menilai atau melihat keadaan keuangan suatu perusahaan, maka dibutuhkan informasi yang tepat guna dan akurat. Informasi tersebut diantaranya laporan keuangan.
Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, dan merupakan informasi yang sangat penting dan dibutuhkan oleh internal maupun pihak eksternal yang berkepentingan guna mengetahui perkembangan dan kondisi perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas. Neraca mencerminkan keadaan kekayaan dan kewajiban perusahaan yang keduanya harus seimbang. Laporan laba rugi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan pada suatu periode akuntansi, yang dicerminkan dalam keadaan rugi atau laba. Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang berisi tentang perubahan modal suatu perusahaan pada periode akuntansi. Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi aliran kas yang keluar dan yang masuk dalam suatu kegiatan perusahaan.
Dalam upaya mendapatkan dasar yang kuat dalam pembuatan keputusan yang rasional maka pihak internal maupun pihak eksternal seharusnya terlebih dahulu melakukan interpretasi terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan tersebut. Dengan mengadakan interpretasi laporan keuangan perusahaan, pihak internal seperti manajer dapat mengetahui hasil-hasil keuangan yang telah dicapai di waktu-waktu yang lalu dan waktu yang sedang berjalan dan dapat mengetahui kinerja keuangan perusahaan selama ini, sedangkan bagi pihak eksternal seperti kreditor dapat mengetahui apakah kredit yang akan diberikan kepada suatu perusahaan akan mendapat jaminan dari aktiva, terutama aktiva tetap dari perusahaan yang bersangkutan dan untuk mengetahui kemampuan perusahaan tersebut dalam membayar hutang lancarnya dengan dana yang berasal dari aktiva lancarnya dan para investor untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi, apakah mereka akan meneruskan menginvestasikan saham mereka atau berhenti menjadi investor di perusahaan tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dilihat betapa pentingnya interpretasi laporan keuangan bagi pihak internal maupun pihak eksternal. Dalam penulisan ilmiah ini penulisan mengambil judul “ Interpretasi Laporan Keuangan Sebelum dan Sesudah Go Public pada PT Gudang Garam Tbk ”

1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dikemukakan penulis dalam penulisan ilmiah ini adalah
1. Berapakah total biaya, laba bersih, net profit margin, total asset, total asset turn over dan return investment pada PT Gudang Garam sebelum dan sesudah go public ?
2. Berapakah kenaikan dan penurunan return on investment yang diterima investor atas investasi yang ditanamkan dalam PT Gudang Garam sebelum dan sesudah go public ?
3. Apakah pihak eksternal akan meneruskan menjadi investor setelah perusahaan tersebut go public ?
Dalam penulisan ilmiah ini penulis hanya membatasi masalah tentang return on investment yang diterima para investor dalam menanamkan sahamnya dan untuk pengambilan keputusan periode 2006-2008.

1.3 Tujuan Metode Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan penelitian ini :
1. Untuk mengetahui total biaya, laba setelah pajak, net profit margin, total asset, total asset turn over dan return on investment pada PT Gudang Garam sebelum dan sesudah go public.
2. Untuk mengetahui kenaikan atau penurunan return on investment yang diterima pihak investor atas investasi yang ditanamkan dalam PT Gudang Garam sebelum dan sesudah go public.
3. Untuk mengetahui hasil keputusan investor yaitu apakah akan melanjutkan investasinya pada perusahaan tersebut atau tidak.

1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat akademis
Yaitu dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang return on investment yang diterima investor atas investasi yang ditanamkan pada perusahaan sebelum dan sesudah go public dan dapat pengetahuan tentag faktor apa saja yang mempengaruhi peningkatan dan penurunan return on investment yang dihasilkan oleh perusahaan.
2. Manfaat praktis
Dapat bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan sebagai salah satu alat untuk menilai kinerja keuangan perusahaan sedangkan pihak eksternal pada pihak investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam menanamkan modalnya.

1.5 Metodologi Penelitian
Dalam upaya memperoleh data dalam penyusunan ilmiah ini, penulis mengadakan metode penelitian yang lazim digunakan.
1.5.1 Objek Penelitian
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis mengambil objek penelitian pada PT Gudang Garam yang berlokasi Perseroan berdomisili di Indonesia dengan Kantor Pusat di Jl. SEmampir II/1, Kediri, Jawa Timur, serta memiliki pabrik yang berlokasi di Kediri dan Gempol. Perusahaan juga memiliki kantor-kantor Perwakilan Jakarta di Jl. Jenderal A.Yani 79, Jakarta dan Kantor Perwakilan Surabaya di Jl. Pengenal 7-15, Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan bergerak di bidang bergerak di bidang industri rokok dan yang terkait dengan industri rokok.
1.5.2 Data / Varians
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa neraca dan laporan rugi laba PT Gudang Garam sebelum go public tahun 2007-2006 dan sesudah go public tahun 2008-2007
1.5.3 Metode Pengumpulan Data
Melalui kunjungan langsung ke BEI (Bursa Efek Indonesia) penulis memperoleh data perusahaan yang digunakan dalam pembahasan penulisan ilmiah.
1.5.4 Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan penulis berupa total biaya, laba bersih, net profit margin, total asset, total asset turn over dan return on investment dengan menggunakan metode system dupont. Rumusnya sebagai berikut
a. Total Biaya = HPP + Beban Langsung + Beban Usaha+
Beban Bunga + Pajak Penghasilan yang digunakan
b. Laba Bersih = Penjualan – Total Biaya
c. Net Profit Margin = Laba Bersih / Penjualan
d. Total Asset = Kas dan Surat Berharga + Piutang +
Persediaan + Aktiva Lancar Lain + Aktiva Tidak Lancar
e. Total Asset Turn Over = Penjualan / Total Asset
f. Return on Investment = Net Profit Margin * Total Asset Turn
Over


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan dan kondisi keuangan suatu perusahaan perlu mengadakan interpretasi terhadap data keuangan dari perusahaan yang bersangkutan dan data keuangan itu tercermin di dalam laporan keuangannya. Adapun pengertian laporan keuangan yang dikemukakan oleh para ahli mengenai arti dari laporan keuangan adalah
Menurut Zaki Baridwan (2004:17) laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi- transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Menurut Sundjaja dan Barlian (2001 : 47) laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas perusahaan.
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2002:63) laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan.
Menurut Sofyan S. Harahap (2006:105) laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan adalah :
1. Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
2. Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau tidak.
3. Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan, pada periode tertentu.
4. Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan.
2.2 Pihak-Pihak yang Berkepentingan dengan Laporan Keuangan
Dalam bukunya, Amin Widjaja Tunggal (2000:7) menyebutkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan antara lain
2.2.1 Pemilik Perusahaan
Pemilik perusahaan sangat berkepentingan atas laporan keuangan perusahaannya terutama untuk perusahaan yang pimpinannya diserahkan kepada orang lain seperti perseroan, karena dalam laporan tersebut pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses tidaknya manajemen dalam memimpin perusahaannya.
2.2.2 Manajer atau Pimpinan Perusahaan
Manajer atau pimpinan perusahaan memerlukan informasi mengenai posisi keuangan perusahaannya periode yang lalu. Informasi ini diperlukan untuk menyusun rencana memperbaiki system pengendaliannya dan menentukan kebijakan yang lebih tepat untuk periode yang akan datang. Tetapi yang terpenting bagi manajemen adalah laporan keuangan keuangan tersebut merupakan alat untuk mempertanggung jawabkan kepada para pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
2.2.3 Investor Serta Kreditor
Investor serta kreditor sangat berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan, karena mereka ini menanamkan modalnya dalam perusahaan. Mereka ini berkepentingan terhadap prospek keuntungan pada masa yang mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. Dari hasil analisa laporan tersebut para investor serta kreditor akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuhnya.

2.3 Macam-Macam Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dibahas oleh penulis yaitu neraca, laporan laba rugi. Dalam bagian ini akan diuraikan isi dan susunan masing-masing laporan keuangan yang dihasilkan setiap periode.
2.3.1 Laporan Neraca
Menurut Zaki Baridwan (2004:17) Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal terentu.
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2002:63) Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumber daya ekonomis (asset), kewajiban ekonomis (hutang), modal saham, dan hubungan antar item tersebut.
Menurut Sofyan S. Harahap (2006:107) Laporan Neraca yang disebut juga dengan laporan posisi keuangan perusahaan, adalah laporan yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu.
Masing-masing elemen dalam neraca antara lain
a. Aktiva
Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan dating, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya. Aktiva terdiri dari :
1) Aktiva Lancar
Adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau diuraikan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya ( paling lama 1 tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal) seperti : kas, surat-surat berharga, piutang dagang, piutang wesel, penghasilan yang masih harus diterima, persediaan barang dan sebagainya.
2) Aktiva Tidak Lancar ( Tetap)
Adalah aktiva yang mempunyai masa penggunaan yang relatif panjang, dalam arti tidak akan habis dipakai dalam satu siklus operasi perusahaan atau satu tahun dan tidak dapat dengan segera dijadikan kas. Aktiva tak lancar ada yang berbentuk aktiva berwujud seperti : tanah, gedung, alat-alat perlengkapan atau dapat juga berbentuk aktiva tak berwujud seperti : hak patent, hak merek, goodwill dan sebagainya.
b. Hutang
Hutang adalah semua kewajiban perusahaan pada pihak ketuga yang belum dipenuhi, hutang merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Pada umumnya hutang dibedakan atas dua golongan yaitu
1) Hutang Lancar
Hutang lancar mencangkup semua hutang dan kewajiban yang harus diselesaikan dalam waktu satu tahun seperti : hutang dagang, hutang wesel, biaya yang masih harus dibayar, penerimaan di muka.
2) Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang adalah kewajiban perusahaan yang jatuh temponya lebih dari satu tahun sejak tanggal penyusunan neraca seperti : hutang hipotek dan hutang obligasi
3) Modal
Modal adalah menggabarkan bagian pemilik perusahaan atau kekayaan perusahaan,yang diukur dengan menghitung selisih antara aktiva dengan hutang.
2.3.2 Laporan Laba Rugi
Menurut Zaki Baridwan (2000:30) laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha unuk periode tertentu.
Menurut Sofyan S.Harahap (2006:73), Laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahan selama satu periode tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba,sebaliknya, kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi.
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2002:56) Laporan Laba Rugi adalah lebih meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode akuntansi tertentu
Masing-masing elemen dalam laporan laba rugi antara lain sebagai berikut
• Pendapatan
Adalah peningkatan jumlah aktiva atau pun penurunan kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari penjualan/penyerahan barang/jasa atau kegiatan usaha lainnya di dalam suatu periode
• Biaya
Adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil
• Laba
Adalah selisih lebih besar pendapatan dari pada biaya
• Rugi
Adalah selisih lebih besar biaya dari pada pendapatan.

2.4 Pengertian Analisa Keuangan
Menurut Amin Widjaja Tunggal (2000:22) analisa laporan keuangan adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memebuat suatu keputusan antara lain mengenai rencana-rencana perluasan perusahaan, penanaman modal (investasi), pencarian sumber-sumber dana operasi perusahaan, dan lain-lain.
Menurut Martin (2002:481) Analisis keuangan adalah usaha untuk menemukan kelemahan kinerja keuangan yang dapat menimbulkan masalah dimasa yang akan datang dan untuk menentukan kekuatan kinerja keuangan yang dapat diandalkan. Peralatan analisis yang digunakan untuk menemukan kelemahan dan kekuatan tersebut adalah laporan keuangan yang mencakup neraca, laporan laba rugi, aliran kas serta laporan sumber dan penggunaan dana.
2.5 Tujuan Analisa Laporan Keuangan
Agar hasil suatu analisis dan interpretasi laporan kuanagan dapat mencapai sasaranya seperti apa yang dikehendaki, sebelum diadakan suatu analisis, terlebih dahulu harus ditentukan secara jeles tujuan apa yang hendak dicapai atas analisa atau intepretasi laporan keuangan tersebut. Dengan adanya tujuan tersebut maka analisa atau interpetasi akan diarahkan ke arah tujuan yang diinginkan.
Menurut Amin Widjaja Tunggal (2000:22) tujuan analisa atau interpretasi laporan keuangan adalah untuk menilai performa perusahaan.
Menurut Sofyan S. Harahap (2006:18) salah satu tugas penting setelah akhir tahun adalah menganalisa laporan keuangan perusahan. Analisa ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah disusun. Tujuan analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Screening
Analisa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan taanpa pergi langsung ke lapangan.
2. Understanding
Memahami perusahan, kondisi keuangan dan hasil usahanya
3. Forecasting
Analisa dilakukan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimas yang akan dating
4. Diagnosis
Analisa dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi, baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah-masalah lain dalam perusahaan.
5. Evaluation
Analisa dilakukan utnuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan
Di samping tujuan tersebut di atas, analisa laporan keuangan juga dapat digunakan untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan.


2.6 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Sistem Dupont
Menurut Bambang Riyanto (2000:92) sistem dupont adalah suatu sistem analisa yang dimaksudkan untuk menunukkan hubungan antara return on investment, asset turn over, dan net profit margin. Menurut A. J. Keown, dkk (2004:102) analisa du pont adalh system rasio keuangan yang dirancang untuk menyelidiki determninan rasio pengembalian ekuitas pemegang saham dan pengembalian aktiva.
Di bawah ini adalah keterangan dari masing-masing rumus dupont yaitu
a. Total Biaya
Adalah semua biaya yang dikenakan dan dikurangkan pada penghasilan.
Total Biaya = HPP + Beban Langsung + Beban Usaha + Beban Bunga + Pajak Penghasilan yang dikeluarkan.
b. Laba Bersih
Adalah pendapatan operasional bersih yang diterima perusahaan.
Laba Bersih = Penjualan – Total Biaya
c. Net Profit Margin
Adalah angka yang menunjukkan seberapa besar laba setelah pajak yang diperoleh dari setiap penjualan.
Net Profit Margin = Laba Bersih/Penjualan
d. Total Aset
Adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan.
Total Aset = Kas dan Surat Berharga + Piutang + Persediaan + Aktiva Lancar Lain + Aktiva Tidak Lancar
e. Total Asset Turn Over
Adalah arsip yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.
Total Aset Turn Over = Penjualan/Total Aset
f. Return on Investment (ROI)
Adalah ratio keuntungan setelah pajak dengan jumlah investasi.
ROI = Net Profit Margin * Total Asset Turn Over
2.7 Kajian Penelitian sejenis
Dalam kajian penelitian sejenis ini penulis berpedoman pada penulisan ilmiah yang sudah ada pada tahun-tahun sebelumnya yang sudah tersedia di perpustakaan Universitas Gunadarma. Penulis ilmiah tersebut penulis jadikan pedoman karena menurut penulis ada kesamaan tema dengan apa yang penulis ingin buat.
Judul penulisan tersebut antara lain
Nama : Lilis Agustina Wijaya
Jurusan : Akuntansi
Judul : Interpretasi Laporan Keuangan PT Sepatu Bata Tbk Sebagai Penunjang Pengambilan Keputusan Pihak eksternal. Untuk Periode 2003-2005.
Kesimpulan :
Penulis menggunakan metode penganalisaan dengan sistem dupont untuk mendapatkan hasil yang lebih komunikatif dalam mendukung keputusan pihak eksternal apakah mereka dapat terus menanamkan investasi atau harus membatalkan keputusan berinvestasi, dengan meningkatkan return on investment perusahaan mengalami penurunan sebesar 4% sedangkan untuk tahun 2005 bila dibandingkan tahun 2004 return on investment mengalami penurunan sebesar 34% penyebabnya karena meningkatnya biaya-biaya pengeluaran yang harus dikeluarkan perusahaan. Dengan hasil analisa tersebut maka dapat disimpulkan keputusan yang terbaik bagi pihak eksternal adalah membatalkan atau menunda menanamkan investasinya pada perusahaan tersebut sampai return on investment pada perusahaan tersebut mengalami peningkatan.


BAB III
GAMBARAN UMUM


3.1 Objek Penulisan
PT Gudang Garam Tbk (“Perseroan”), yang semula bernama PT Perusahaan Rokok Tjap “Gudang Garam” Kediri (PT Gudang Garam), didirikan denagn akte Suroso, SH wakil notaries sementara di Kediri, tanggal 30 Juni 1971 No. 10, diubah dengan akte notaris yang sama tanggal 13 Oktober 1971 No.13 ; akte-akte ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. J.A.5/197/7 tanggal 17 Nopember 1971, didaftarkan di Pengadilan Negeri Kediri dengan No.31/1971 dan No.32/1971 tanggal 26 Nopember 1971, dan diumumkan dalam Tambahan No.586 pada Berita Negara No.104 tanggal 28 Desember 1971. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dilakukan dengan akte notaries Dyah Ambarawaty Setyoso, SH tanggal 18 Desember 2008 No.27 untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang No.40/2007 tentang Perseroan Terbatas.
Perseroan ini bergerak di bidang industri rokok dan yang terkait dengan industry rokok. Perseroan merupakan kelajutan dari perusahaan Perorangan yang didirikan tahun 1958. Pada tahun 1969 berubah status menjadi Firma dan pada tahun 1971 menjadi Perseroan Terbatas. Operasi komersial dimulai tahun 1958.
Dengan surat PT Bursa Efek Surabaya No.372/D-129/BES/VIII/90 tanggal 21 Agustus 1990 telah disetujui untuk dicatatkan di Bursa Eek Surabaya (“BES”) sebanyak 96.204.400 saham Perseroan sejak 27 Agustus 1990. Dengan surat PT Bursa Efek Jakarta No.S-204/BEJ/VI/92 tanggal 24 Juni 1992, telah disetujui untuk dicatatkan di Bursa EFek Jakarta (“BEJ”). Terhitung sejak tanggal 30 Nopember 2007. BES telah efektif digabung ke dalam BEJ dan selanjutnya BEJ berubah nama menjadi PT Bursa Efek Indonesia.
Perseroan berdomisili di Indonesia dengan Kantor Pusat di Jl. SEmampir II/1, Kediri, Jawa Timur, serta memiliki pabrik yang berlokasi di Kediri dan Gempol. Perusahaan juga memiliki kantor-kantor Perwakilan Jakarta di Jl. Jenderal A.Yani 79, Jakarta dan Kantor Perwakilan Surabaya di Jl. Pengenal 7-15, Surabaya, Jawa Timur.
Perseroan memiliki kepemilikan secara langsung pada anak-anak perusahaan sebagai berikut :
1. PT Surya Pemenang yang berdomisili di Indonesia dengan kantor pusat dan pabrik yang berlokasi di Jl. Raya Kediri Kertosono KM.7, desa Ngebrak, Kediri, Jawa Timur. Dengan kegiatan utama Industri kertas.
2. PT Surya Madistrindo yang berdomisili di Indonesia denagn kantor di Jl. Raya Tajur No.43, Bogor. Dengan kegiatan utama Perdagangan.
3. PT Graha Surya Media yang berdomisili di Indonesia dengan kantor di Jl. Semampir II/I, Kediri. Dengan kegiatan utama Jasa hiburan.

3.2 Struktur Organisasi
Setiap perusahaan diperlukan struktur organisasi yang sangat tepat. Dalam keadaan demikian dibutuhkan gambaran struktur organisasi yang tepat dan penempatan posisi yang pantas diisikan oleh orang-orang yang layak. Diperlukan adanya kerja sama antara satu dengan yang lainnyauntuk mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaan. Salah satu mempelajari struktur organisasi adalah untuk mengetahui pembahasan tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam organisasi tersebut.
Susunan Pengurus perseroan akhir tahun 2008 adalah sebagai berikut :
Presiden Komisaris : Rachman Halim
Komisaris-komisaris : Frank Willem van Gelder
Yudiono Muktiwidjojo
Hadi Soetirto
Juni Setiawati Wonowidjojo
Presiden Direktur : Djajusman Surjowijono
Wakil Presiden Direktur : Susilo Wonowidjojo
Direktur-direktur : Heru Budiman
Edijanto
Buntoro Turutan
Fajar Sumeru
Herry Susianto
Buana Susilo

a. Komisaris Utama
Adapun tugas dan wewenang komisaris utama sebagai berikut
1) Melakukan pengawasan atas kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perusahaan.
2) Berhak memeriksa semua pembukuan serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh direksi.
3) Komisaris utama setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara seseorang atau lebih anggota direksi, apabila anggota direksi tersebut bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


b. Komisaris
Adapun tugas dan wewenang komisaris sebagai berikut
1) Melakukan serta memberikan pengawasan langsung terhadap bagian umum keuangan serta direksi-direksi lainnya.
2) Komisaris juga berhak memberhentikan para direksi yang bertentangan dengan perundang-undangan, tetapi harus merapatkan terlebih dahulu kepada komisaris utama.

c. Direktur Utama
Adapun tugas dan wewenang direktur utama sebagai berikut
• Berhak dan berwewenang bertindak untuk dan atas nama direksi serta mewakilkan perusahaan.
• Mengawasi jalannya usaha secara langsung serta mengatur dan mengkoordinasi keuangan dan investasi.

d. Direktur
Adapun tugas dan wewenang direktur sebagai berikut
• Berhak menjalankan lansung tugas yang diberikan kepada direktur utama serta dapat bekerja sama dengan beberapa direksi bila lebih dari satu.
• Memberikan hasil pekerjaan kepada direktur utama untuk direvaluasi bersama.
• Menjalankan tugas langsung ke lapangan dengan mengkoordinasi bagian umum serta pengelolaan yang sesuai dengan tugas yang ada pada perseroan tersebut serta dapat bekerja sama dengan beberapa direksi.