Kredit Perbankan Indonesia Membaik pada 2009
Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan kredit di Indonesia pada 2009 diperkirakan membaik karena upaya Bank Indonesia (BI) melonggarnya lukuiditas perbankan dinilai cukup berhasil.
Pengamat ekonomi dari Standard Chartered Bank, Eric Sugandhi, mengatakan, berbeda dengan tahun ini, likuiditas perbankan 2009 akan melonggar sehingga kredit perbankan bakal membaik.
Di Jakarta Selasa Eric mengatakan, BI telah membuat Perpu baru yang menjamin perbankan untuk memperoleh dana jangka pendek, dan segera menurunkan BI Rate secara perlahan-lahan.
Selain itu, BI juga telah menurunkan Repo Rate yang semula mencapai 300 basis poin di atas bunga BI Rate (9,5 persen) turun menjadi 100 basis poin di atas bunga BI Rate.
"Dengan melonggarnya likuiditas itu, maka akan mendorong rupiah yang selama ini merosot kembali menguat," ujarnya.
Penurunan BI Rate, lanjut Eric, akan menekan suku bunga perbankan yang semula tinggi kembali menurun sehingga mendorong nasabah yang semula menahan diri akan kembali mengajukan kreditnya.
Ditanya mengenai pemilihan umum (pemilu) 2009 menurut Eric tidak menjadi masalah, pertumbuhan ekonomi akan tetap berjalan dengan baik bahkan posisi rupiah juga terus menguat.
"Kami optimis tahun depan pertumbuhan akan berjalan dengan lebih, meski pemerintah telah merubah asumsi makro ekonomi 2009," ucapnya.
Selain itu, menurut dia, dukungan dari sejumlah bank sentral seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Eropa, akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi global yang pada gilirannya akan memberikan nilai positif terhadap pertumbuhan ekonomi Asia khususnya Indonesia.
Bank-bank sentral AS, Inggris dan Eropa bersama menyuntik dana ke pasar untuk mengurangi likuiditas pasar yang ketat, akibat kasus kredit bermasalah sektor perumahan AS yang melanda berbagai pasar terutama Eropa dan kawasan Asia.
Sementara itu, rupiah pada tahun ini masih tertekan bahkan bisa mencapai angka 10.000 per dolar AS yang saat ini mencapai 9.825 per dolar AS, karena kekhawatiran pelaku terhadap krisis keuangan global yang masih terjadi.(*)
Sumber : http://www.antara.co.id/view/?i=1224578075&c=EKB&s=
Pengamat ekonomi dari Standard Chartered Bank, Eric Sugandhi, mengatakan, berbeda dengan tahun ini, likuiditas perbankan 2009 akan melonggar sehingga kredit perbankan bakal membaik.
Di Jakarta Selasa Eric mengatakan, BI telah membuat Perpu baru yang menjamin perbankan untuk memperoleh dana jangka pendek, dan segera menurunkan BI Rate secara perlahan-lahan.
Selain itu, BI juga telah menurunkan Repo Rate yang semula mencapai 300 basis poin di atas bunga BI Rate (9,5 persen) turun menjadi 100 basis poin di atas bunga BI Rate.
"Dengan melonggarnya likuiditas itu, maka akan mendorong rupiah yang selama ini merosot kembali menguat," ujarnya.
Penurunan BI Rate, lanjut Eric, akan menekan suku bunga perbankan yang semula tinggi kembali menurun sehingga mendorong nasabah yang semula menahan diri akan kembali mengajukan kreditnya.
Ditanya mengenai pemilihan umum (pemilu) 2009 menurut Eric tidak menjadi masalah, pertumbuhan ekonomi akan tetap berjalan dengan baik bahkan posisi rupiah juga terus menguat.
"Kami optimis tahun depan pertumbuhan akan berjalan dengan lebih, meski pemerintah telah merubah asumsi makro ekonomi 2009," ucapnya.
Selain itu, menurut dia, dukungan dari sejumlah bank sentral seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Eropa, akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi global yang pada gilirannya akan memberikan nilai positif terhadap pertumbuhan ekonomi Asia khususnya Indonesia.
Bank-bank sentral AS, Inggris dan Eropa bersama menyuntik dana ke pasar untuk mengurangi likuiditas pasar yang ketat, akibat kasus kredit bermasalah sektor perumahan AS yang melanda berbagai pasar terutama Eropa dan kawasan Asia.
Sementara itu, rupiah pada tahun ini masih tertekan bahkan bisa mencapai angka 10.000 per dolar AS yang saat ini mencapai 9.825 per dolar AS, karena kekhawatiran pelaku terhadap krisis keuangan global yang masih terjadi.(*)
Sumber : http://www.antara.co.id/view/?i=1224578075&c=EKB&s=
No comments:
Post a Comment